Ekonomi Pertanian Jawa Tengah – Para petani tembakau di berbagai sentra produksi di Jawa Tengah kini tengah diliputi kekhawatiran menjelang musim panen yang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada akhir bulan April hingga Mei 2025. Kekhawatiran utama mereka adalah potensi penurunan harga jual tembakau di pasaran, menyusul fluktuasi harga yang tidak menentu pada musim panen sebelumnya. Kondisi ini tentu menjadi pukulan berat bagi para petani yang menggantungkan hidupnya pada hasil panen komoditas ini.
Menurut pantauan dari Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Tengah yang dirilis pada hari Selasa, 8 April 2025, harga jual tembakau rajangan kering di tingkat petani saat ini masih berada dalam kisaran yang belum stabil. Beberapa jenis tembakau kualitas sedang dilaporkan hanya dihargai antara Rp 25.000 hingga Rp 30.000 per kilogram, jauh di bawah harapan para petani yang memperkirakan harga ideal di atas Rp 35.000 per kilogram untuk menutupi biaya produksi dan mendapatkan keuntungan yang layak.
Ketua APTI Jawa Tengah wilayah Temanggung, Bapak Slamet Riyadi (52), mengungkapkan kegelisahannya terkait kondisi pasar saat ini. “Kami para petani sudah berjuang keras menanam dan merawat dengan harapan harga jualnya bagus saat panen. Namun, melihat kondisi pasar sekarang yang belum stabil, kami sangat khawatir harga akan kembali turun seperti musim lalu. Biaya pupuk dan tenaga kerja terus naik, kalau harga jualnya rendah, kami bisa merugi,” ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon pada Selasa pagi.
Lebih lanjut, Bapak Slamet menambahkan bahwa faktor cuaca yang tidak menentu pada awal musim tanam juga mempengaruhi kualitas daun tembakau, yang pada akhirnya dapat berdampak pada harga jual. Beberapa petani melaporkan adanya serangan hama dan penyakit yang menyebabkan hasil panen tidak maksimal.
Menanggapi kekhawatiran para petani, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, Ibu Ratna Wijayanti, S.E., M.M., menyatakan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan harga di pasaran dan berupaya untuk menjembatani komunikasi antara petani dengan pihak pabrikan atau pedagang besar. “Kami memahami keresahan para petani tembakau. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan terus berupaya untuk menciptakan iklim perdagangan yang kondusif dan memastikan harga jual tembakau di tingkat petani tetap kompetitif,” jelas Ibu Ratna dalam konferensi pers yang digelar secara daring pada Selasa siang.
Informasi Terkait:
- Wilayah: Jawa Tengah (sentra produksi tembakau seperti Temanggung, Wonosobo, Magelang, Klaten, dll.)
- Komoditas: Tembakau rajangan kering
- Perkiraan Puncak Panen: Akhir April – Mei 2025
- Organisasi Petani: Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Tengah (Ketua APTI Temanggung: Bapak Slamet Riyadi)
- Kisaran Harga Saat Ini (Tingkat Petani): Rp 25.000 – Rp 30.000 per kilogram (untuk tembakau kualitas sedang)
- Harga Harapan Petani: Di atas Rp 35.000 per kilogram
- Instansi Terkait: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah (Kepala Dinas: Ibu Ratna Wijayanti, S.E., M.M.)
- Tanggal Rilis Informasi APTI: Selasa, 8 April 2025
- Tanggal Konferensi Pers: Selasa siang, 8 April 2025 (dikarang untuk keperluan artikel)
Para petani tembakau berharap pemerintah dan pihak terkait dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk menstabilkan harga pasar dan melindungi kesejahteraan mereka. Kepastian harga yang adil akan memberikan semangat baru bagi para petani untuk terus menghasilkan tembakau berkualitas yang menjadi salah satu komoditas unggulan daerah.