Salah satu faktor krusial yang seringkali diabaikan namun memiliki dampak besar terhadap kualitas dan kuantitas hasil panen padi adalah menjaga kelembaban gabah setelah panen. Proses pengeringan padi yang tidak tepat, baik terlalu cepat maupun terlalu lambat, dapat menurunkan kualitas gabah, meningkatkan risiko serangan jamur, dan bahkan menyebabkan kerugian hasil panen. Oleh karena itu, pemahaman dan praktik yang benar dalam menjaga kelembaban padi sangat penting untuk menghasilkan panen yang berkualitas dan menguntungkan.
Setelah panen, kadar air dalam gabah biasanya masih sangat tinggi, berkisar antara 20-25%. Tingkat kelembaban yang tinggi ini sangat rentan terhadap pertumbuhan jamur dan bakteri yang dapat menurunkan kualitas gabah, seperti perubahan warna, bau apek, dan bahkan kerusakan butiran. Menjaga kelembaban gabah pada tingkat yang ideal, yaitu sekitar 14%, merupakan kunci untuk mempertahankan kualitas gabah selama penyimpanan dan penggilingan. Gabah dengan kelembaban yang tepat juga akan menghasilkan rendemen beras yang lebih tinggi dan kualitas beras yang lebih baik.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) Bogor pada tahun 2023, petani yang secara konsisten menjaga kelembaban gabah pada tingkat yang dianjurkan setelah panen mampu meningkatkan kualitas gabah hingga 15% dan mengurangi susut hasil panen hingga 5%. Proses pengeringan yang ideal dilakukan secara bertahap, baik dengan memanfaatkan sinar matahari secara alami maupun menggunakan mesin pengering (dryer). Pengeringan alami biasanya dilakukan dengan menjemur gabah di atas alas yang bersih dan di bawah sinar matahari langsung selama beberapa hari, sambil dibolak-balik secara teratur untuk memastikan pengeringan merata. Sementara itu, mesin pengering memungkinkan pengeringan yang lebih cepat dan terkontrol, terutama saat cuaca tidak mendukung.
Dalam menjaga kelembaban padi, penting untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat dengan suhu yang terlalu tinggi, karena dapat menyebabkan keretakan pada butiran gabah (шлифовка), yang akan menurunkan kualitas beras. Pengukuran kadar air gabah secara berkala menggunakan alat pengukur kelembaban (moisture meter) sangat dianjurkan untuk memastikan tingkat kelembaban yang tepat tercapai sebelum gabah disimpan atau digiling. Dengan menjaga kelembaban padi secara cermat dan tepat, petani tidak hanya meningkatkan kualitas hasil panen tetapi juga meminimalkan risiko kerugian pasca panen, sehingga memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan dan ketahanan pangan secara keseluruhan.