Panen Raya Tak Berarti Bahagia! Petani Cabai Malang Galau Harga Tak Stabil

Author:

Musim panen raya seharusnya menjadi momen yang menggembirakan bagi para petani, namun tidak demikian halnya bagi petani cabai di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Saat produksi cabai melimpah, para petani justru dilanda kegalauan akibat harga tak stabil yang anjlok secara signifikan. Kondisi harga tak stabil ini membuat para petani merugi dan khawatir akan keberlangsungan usaha tani mereka. Ironisnya, kerja keras selama berbulan-bulan terancam sia-sia akibat harga tak stabil yang tidak berpihak pada mereka.

Menurut penuturan sejumlah petani cabai di Kecamatan Kepanjen pada Rabu, 16 April 2025, harga jual cabai rawit di tingkat petani saat ini berkisar antara Rp 8.000 hingga Rp 10.000 per kilogram. Padahal, beberapa waktu sebelumnya, harga cabai sempat mencapai angka yang cukup menguntungkan. Anjloknya harga tak stabil ini diduga kuat disebabkan oleh panen raya yang terjadi secara serentak di berbagai sentra produksi cabai, sehingga menyebabkan oversupply di pasaran.

Bapak Joko (48 tahun), seorang petani cabai di Desa Mangunrejo, mengungkapkan kekecewaannya atas kondisi harga tak stabil ini. “Kami sudah bersusah payah merawat tanaman cabai dari bibit hingga panen. Tapi sekarang, saat panen raya, harganya malah sangat murah. Biaya produksi yang kami keluarkan bahkan hampir tidak tertutup. Kami sangat berharap pemerintah bisa turun tangan untuk menstabilkan harga,” ujarnya dengan nada prihatin. Para petani khawatir jika kondisi harga menentu ini terus berlanjut, mereka akan semakin terpuruk dan enggan untuk menanam cabai di musim berikutnya.

Menanggapi keluhan para petani, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Malang, Dr. Ir. Abdul Karim, M.Si., saat dihubungi pada Rabu siang, 16 April 2025, menyatakan bahwa pihaknya memahami kesulitan yang dialami para petani akibat harga tak stabil. “Kami sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk dinas perdagangan dan Bulog, untuk mencari solusi terbaik dalam menstabilkan harga cabai di tingkat petani. Beberapa upaya yang mungkin dilakukan antara lain adalah dengan mengoptimalkan rantai distribusi dan melakukan penyerapan hasil panen petani,” jelas Dr. Ir. Abdul Karim. Pemerintah daerah juga berjanji akan terus memantau perkembangan harga komoditas pertanian dan berupaya untuk melindungi kepentingan para petani agar mereka tidak terus merugi akibat fluktuasi harga yang tidak menentu. Diharapkan, intervensi pemerintah dapat segera mengatasi masalah harga tak stabil ini dan memberikan keadilan bagi para petani cabai di Malang.